[STORY] | AFTER SCHOOL | PROLOG
PROLOGUE.
JLEGAAARRR!!
Hujan deras disertai petir yang
menggelegar. Aku berada di taman, lebih tepatnya di balik semak-semak. Apa yang
sedang kulakukan ditempat ini?
“Sudah
belum?”
Hm?
Suara itu… oh aku tahu.
“Sudah!”
Aku sedang bermain petak umpet. Tapi
dengan siapa aku bermain? Aku coba mengintip sedikit dari balik semak-semak
siapa yang jaga. Ternyata seorang gadis kecil berumur sekitar 10 tahun.
Kulitnya putih. Rambutnya hitam panjang sepinggang, sangat kontras dengan
kulitnya. One piece putih yang ia kenakan entah kenapa membuat kesan elegan
padanya. Wajahnya tidak terlalu jelas kalau dilihat dari sini. Melihat caranya
berjalan membuatku berpikir seperti ada yang tidak beres dengan gadis itu. Cara
berjalannya seperti tidak memiliki daya hidup, lebih seperti zombie yang ada di
film.
Tiba-tiba dia menoleh kearahku dan
sepertinya pandangan kami saling bertemu. Kupikir dia pasti menemukanku, tapi
ternyata tidak. Aku kembali mengintip dan melihat apa yang gadis itu lakukan.
Yang kulihat, gadis itu malah berjalan keluar taman. Dan tak lama, terdengar
suara benturan benda keras dan suara rem dari kendaraan. Aku tak berani keluar
untuk melihatnya.
Disisi lain, aku takut telah terjadi
sesuatu yang melibatkan gadis itu. Aku coba mengumpulkan keberanianku untuk
melihatnya. Saat sudah terkumpul dan akan berdiri, aku justru melihat gadis itu
kembali ke taman dan menunjuk kearahku. Akupun langsung menunduk dengan cepat.
Tak lama, dia berkata dengan suara pelan dan putus-putus seperti ada sesuatu
yang memngganjal di tenggorokannya.
“Aku..menemukan..mu..Yuuto..-kun”.
Meskipun dia sudah menemukanku, aku
tetap tidak berani untuk keluar dari balik semak-semak karena aku takut. Ada yang
aneh dengan gadis ini.
“Kenapa.. kau.. tak.. keluar,.. Yuuto..
–kun?”
Suaranya semakin dekat. Sepertinya dia
menuju ke sini. Aku hanya bisa terus menunduk sambil memejamkan mata dan berbicara
dalam hati “Jangan mendekat! Pergilah! Siapapun tolong aku!”.
“Yuuto-kun..ka-“.
Kemudian suaranya tiba-tiba menghilang.
Aku yang masih ketakutan mencoba untuk mengintip sekali lagi dari balik
semak-semak. Ternyata sosok gadis itu sudah tak ada di sana lagi. Dia
menghilang begitu saja tanpa bekas. Akupun terpejam dan berbalik badan sambil
duduk. Tanganku mengelus dada karena merasa lega.
Tapi begitu kubuka mataku. Tiba tiba
saja mataku menjadi terbelalak tak bisa tertutup. Mulutku terbuka namun tak
bersuara. Jantungku kembali berdetak dengan cepat. Kini di hadapanku adalah
seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang tersenyum lebar dengan pandangan yang
tajam memandang ke arahku.
Darah segar mengalir dari dahi dan mulutnya bercampur air mata dan air hujan. Kemudian
berkata pada ku.
“KENAPA KAU DIAM SAJA, YUUTO KUN!?”
Semoga engkau terkenal pak doktrer:)
BalasHapusaamiin :v Btw, typo tuh :v
Hapus