[STORY] | MIMPI BURUK | (ONESHOT)





MIMPI BURUK


Di sebuah desa terpencil yang terletak di kaki gunung dan jauh dari kota. Dimana budaya tradisional dengan adat yang kental masih dilestarikan dengan baik oleh masyarakatnya. Tidak ada pengaruh teknologi yang masuk ke desa ini selain pondasi bangunan, sistem irigasi dan penerangan. Selain itu di desa ini banyak sekali tradisi yang diturunkan secara turun temurun yang tidak boleh dilanggar. Salah satunya adalah sebuah pantangan untuk tidak melepas pakaian saat tidur. Terdapat sebuah cerita mengenai pantangan ini.

Konon ada seorang anak nakal di desa itu. Namanya Kenya. Dia tidak seperti anak-anak yang lain yang langsung mempercayai tradisi yang diberitahu oleh orang tuanya. Kenya selalu bertanya apa alasannya dia harus mematuhi tradisi itu. Tak ada seorangpun di desa yang bisa menjawab rasa penasarannya. Kenya mencoba mencari tahu sendiri alasan kenapa tradisi itu harus dipatuhi. Dia selalu mencoba untuk melanggar setiap tradisi yang ada, namun selalu digagalkan oleh warga desa. Itulah sebabnya dia dicap sebagai anak nakal.

Setelah beberapa tahun berlalu, Kenya telah tumbuh menjadi seorang remaja. Dia tidak lagi melakukan kenakalan seperti dulu karena dia sadar itu hanya akan membuat masalah untuk orang tuanya. Dia menyerah untuk mencari alasan mematuhi tradisi. Dia tumbuh menjadi seorang remaja yang baik dan dapat diandalkan. Pandangan warga desa kepadanya pun telah berubah. Bahkan seluruh warga desa menyukainya. Banyak yang menyangka bahwa kelak dia akan menjadi orang sukses. Harusnya
begitu.

Tapi suatu malam. Saat itu sedang musim panas dan suhu udara berada diatas normal. Panasnya terasa sampai ke dalam ruangan. Tidak adanya kipas angin listrik pun menjadi masalah ketika itu.

Kenya tak bisa tidur nyenyak malam itu. Tubuhnya berkeringat. Dia mencoba mengganti posisi tidurnya, tapi itu hal yang percuma. Emosinya terpancing dan sempat mengumpat.

“Sialan! Persetan dengan Tradisi!”

Tanpa pikir panjang Kenya langsung membuka pakaiannya dan kembali tidur. Akhirnya dia terlelap dalam tidurnya dan melupakan rasa panas di tubuhnya.

Tengah malam, Kenya tersadar tetapi masih memejamkan mata. Dia merasa seperti ada yang mengguncang tubuhnya seolah ingin membangunkan. Selain itu dia mendengar suara orang sedang berbisik. Sepertinya sedang mengobrol.

“Sepertinya dia bangun.”

“Nah kan. Apa kubilang. Lihat akibat perbuatanmu.”

“Maaf maaf. Aku hanya memastikan apa dia masih hidup atau tidak?”

“Kau kan bisa mengeceknya melalui napas atau deyut jantungnya.”

Kenya bangun dari tempat tidur sambil sedikit mengucek matanya. Kesadarannya masih belum sepenuhnya kembali. Tanpa merasa curiga sama sekali dia bertanya pada sumber suara.

“Siapa di sana?”

Tak ada jawaban. Kemudian terdengar bisikan lagi.

“lalu sekarang bagaimana?”

“Hmm...  Kalau begitu...”

Suara bisikan itu berubah menjadi suara jahat yang sangat berat dan menggema di telinga, diikuti suara menelan ludah seperti makhluk yang kelaparan.

“KITA LANGSUNG MAKAN SAJA!... ‘Glek’...”

Mendengar suara menakutkan itu kesadaran Kenya langsung kembali seutuhnya dan dihadapannya telah berdiri dua sosok tingi besar yang mengerikan. Gigi yang tajam bagai jarum memenuhi mulutnya. Matanya yang merah menyala menatap tajam ke arah Kenya. Kuku-kuku yang runcing dan tajam menghampirinya. Kenya mencoba untuk lari, tapi seluruh tubuhnya telah terlilit oleh rambut mereka yang sangat panjang. Kenya sangat ketakutan sampai-sampai tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.

Rambut itu bergerak semakin melilit tubuhnya. Menutupi setiap bagian tubuh sampai hanya bagian kepala yang terlihat. Dalam hati kenya bertanya-tanya, apakah ini akibat dari melanggar tradisi? Kalau memang benar, dia sangat menyesal.

Kedua sosok itu mendekati Kenya. walaupun sudah sangat dekat, Kenya tak bisa melihat tubuh mereka, bagaikan menyatu dengan kegelapan. Gigi-gigi tajam yang telah berlumurkan air liur tepat berada dihadapannya sekarang. Dia tak tau apa yang akan terjadi padanya nanti, hatinya belum siap menerimanya. Dia mencoba untuk berteriak. Menggerakkan otot rahangnya dan menggetarkan pita suaranya. Namun sayang, tubuhnya tak merespon. Pandangannya hanya terpaku pada kedua sosok mengerikan tersebut.

Perlahan, monster itu membuka mulutnya. Terlihatlah bagian dalam mulutnya yang lebih mengerikan. Giginya sangat banyak dan tersusun bagaikan susunan sikat yang berantakan. Apapun yang masuk kedalamnya pasti akan hancur berkeping-keping.

Kemudian kumpulan gigi-gigi itu mendekati Kenya. kini Kenya telah berada dalam mulutnya. Bau busuk yang menyengat membuat Kenya mual. Tapi sebelum ia merasakannya, kedua rahang itu menutup dengan cepat seperti pisau Guillotine. Cratt!

“AAAARRGGHH!!! HAH... HAH...”

Kenya terbangun dari tidurnya dengan napas yang terengah-engah. Sepertinya hanya mimpi buruk. Tapi itu semua terlalu nyata baginya. Kenya mencoba menenangkan diri dan mengatur napasnya. Tampaknya masih bingung dengan apa yang terjadi. Dia baru saja merasakan akibat dari melanggar tradisi di desanya dan sudah percaya bahkan sangat menyesal telah meragukannya.

Kenya mencari pakaiannya untuk dia pakai lagi, tapi pakaian itu tidak ada di tempat dimana ia meninggalkannya. Kemudian dia mencoba mencari disekitar tempat tidur. Di balik selimut, di balik bantal, dan di balik seprai. Namun tak ada apapun yang ditemukannya.

Ketika dia mengintip ke bawah tempat tidurnya dan sedikit merogohnya, tangannya mendapatkan sesuatu. Tanpa pikir panjang, kenya langsung menariknya, namun seperti tersangkut. Setelah diperhatikan baik-baik ternyata itu bukan tersangkut, tapi terhubung dengan sesuatu.

“ITU RAMBUTKU, NAK!”

Kenya terkejut mendengar suara yang sama persis seperti yang ada di mimpinya. Tubuhnya bergetar sambil perlahan melihat ke atas. Matanya terbelalak ketika bertatap wajah langsung dengan sosok yang ada di mimpinya. Tapi dia masih bisa bergerak dan bersuara.  Berkat mimpi itu, kini dia tau apa yang harus dilakukan. Ya, lari dan meminta pertolongan. Ketika baru bergerak selangkah, dengan cepat makhluk itu meraih tubuh Kenya dengan tangannya yang besar ke dinding dan menahannya di situ. Salah satu jarinya menutupi mulut Kenya agar tidak bersuara.

“JANGAN MENCOBA UNTUK BERTERIAK.”

Makhluk itu berkata dengan nada mengintimidasi. Kenya hanya bisa pasrah dan mengangguk. Rasa sakit akibat benturan ke dinding tadi membuatnya yakin ini bukan mimpi. Pikirannya sangat kacau, penuh dengan pertanyaan.

Makhluk tadi melepaskan jarinya yang menutupi mulut kenya. Seolah isi kepalanya akan meledak, kenya langsung menanyakan pertanyaan yang  terngiang di kepalanya.

“Kenapa? Kenapa kau melakukan ini padaku? Siapa kalian? Apa mau kalian? Apakah ini mimpi? Katakan padaku apa ini sebenarnya!?”

“APA AKU PERLU MENJAWAB?”

“Tentu saja!”

“BAIKLAH. PERTAMA, KARENA KAU TELAH MELANGGAR PERJANJIAN YANG TELAH DISEPAKATI RATUSAN TAHUN YANG LALU. SIAPAPUN YANG MELANGGAR MAKA AKAN MENJADI MILIK KAMI.”

Tak terima mendengar penjelasan dari makhluk itu, spontan Kenya langsung membentak sebelum mendengar jawaban lain dari pertanyaannya.

“Apa!?”

“SUDAH KUBILANG JANGAN BERTERIAK!”

Makhluk itu mengarahkan kuku tajamnya tepat ke wajah Kenya. Pukulan telaknya sangat cepat bagaikan senapan tepat di wajah Kenya. Dia berniat menghancurkan kepala Kenya dengan menghujam dengan kukunya. Cratt!

“AAAARRGGHH!!! HAH... HAH...”

Kenya kembali tarbangun dari tidurnya. Tapi kini dia merasakan sakit di bagian wajahnya. Dengan jantung yang masih berdegup kencang ia melihat ke atas.

“Huufft..”

Dia merasa lega. Mimpi yang aneh pikirnya. Kenya kembali berbaring dan mencoba untuk kembali tidur. Saat akan berbaring, kepalanya seperti membentur sesuatu. Sontak, kenya terkejut dan refleks membalikkan badan. Makhluk itu ada di belakangnya.

“SIAPA YANG MENYURUHMU UNTUK TIDUR!?”

Tubuh Kenya kembali gemetar. Dia merasa tidak tahan dengan semua ini. Dia mencoba menjauh dari makhluk itu. Sayangnya ia tak cukup cepat. Rambut makhluk itu telah lebih dulu melilit kakinya. Kenya mencoba berontak dan melepaskan lilitan rambutnya. Tentu saja makhuk itu tidak akan membiarkan dia melakukannya.

Makhluk itu menarik tubuh Kenya. mengangkatnya ke udara lalu membantingnya ke lantai dengan cepat dan berulang-ulang. Betapa menyakitkannya yang dirasakan Kenya. ia sudah tak bisa merasakan seluruh bagian tubuhnya. Pandangannya menjadi kosong dan pikirannya kacau akubat rasa sakit yang tidak tertahankan.

“AKU BELUM MENJAWAB SEMUA PERTANYAANMU, BUKAN? BIARKAN AKU MENYELESAIKANNYA.”

Kenya masih bisa mendengarnya, tapi mustahil untuk merespon. Makhluk itu melanjutkan penjelasannya.

“KAMI ADALAH PENGHUNI TEMPAT INI. KAMI TELAH ADA SEJAK PLANET INI TERBENTUK. LELUHURMU MENJALIN KONTRAK DENGAN KAMI UNTUK MELINDUNGI DESA INI. SEBAGAI GANTINYA KAMI MEMBERI SYARAT BERUPA TUMBAL. LELUHURMU MENYETUJUINYA, TETAPI DIA JUGA MEMBERI SYARAT JUGA PADA KAMI BAHWA YANG DIANGGAP TUMBAL ADALAH ORANG YANG HANYA MELANGGAR ATURAN SAJA, TIDAK LEBIH.”

Kebenaran yang pahit dirasakan Kenya. Akibat perbuatan yang menurutnya sepele malah harus membuatnya menerima takdir menjadi tumbal.

“DAN JIKA KAU BERPIKIR INI MIMPI...  MUNGKIN SAJA SEPERTI ITU, HANYA SAJA BEDANYA KAU TETAP MERASAKAN SAKIT KARENA JIWAMU TELAH TERPISAH SEPENUHNYA DENGAN RAGAMU. DAN KETIKA KAU MATI, KAU AKAN BANGKIT SEPERTI SEDANG TERBANGUN DARI TIDUR. SEOLAH SEMUA HANYA MIMPI. MIMPI TIADA AKHIR. KAU AKAN MENEMANI KAMI SELAMANYA HAHAHAHAHAHAHAHA!!”

Ketika seseorang tertidur, separuh dari jiwanya keluar dari tubuh dan separuhnya lagi tetap di dalam tubuh agar jiwa yang keluar tadi bisa kembali dalam tubuh. Itulah penyebab kita bermimpi. Pada kondisi ini, jiwa kita tidak akan merasakan sakit dan hanya raganya yang merasakan sakit. Tapi berbeda jika seluruh jiwa yang keluar dari tubuh atau bisa disebut ‘Meninggal’. Kejadiannya menjadi sebaliknya. Raganya  tidak akan merasakan apapun, tetapi jiwanya bisa merasakan sakit.

Kenya sudah mengerti keadaanya saat ini. Saat ini dia sudah meninggal. Tubuhnya tak bisa bergerak dan pandangannya kosong. Air mata mengalir dari matanya. Dia sangat menyesal, tapi semua sudah terlambat. Nasi sudah menjadi bubur. Waktu tak dapat diulang lagi. Keinginan untuk menjadi orang yang sukses dan membanggakan orang tua kini hanya angan belaka.

“M-Maaf... Ayah... Ibu...”

 Perlahan Kesadarannya hilang.

Seperti yang dikatakan makhluk itu. Kenya terbangun dari mimpinya dan bertemu makhluk itu lagi. Kemudian ia disiksa, mati, bangkit lagi, disiksa lagi, mati lagi, bangkit lagi. Terus seperti itu selamanya.

Di tempat lain, Orang tua Kenya menemukan anaknya sudah terbujur kaku tanpa pakaian diatas tempat tidur dengan posisi mengerikan. Mata dan mulutnya terbuka lebar. Pupil pada matanya telah berbalik dan menampakkan bagian putihnya dengan urat-urat kemerahan. Tubuhnya melengkung ke atas seolah olah jiwanya ditarik paksa dengan sangat kasar. Orang tuanya sangat histeris sehingga membuat warga lain berdatangan. Banyak yang menyayangkan kejadian ini.

Kemudian kejadian ini dijadikan contoh bagi warga lain agar tidak melanggar tradisi di desa. Setelah itu sang kepala desa memerintahkan setiap orang tua untuk menceritakannya kepada setiap generasi yaang akan datang agar hal yang sama tidak terulang.

Dan sekarang kejadian itu menjadi kisah legenda yang ditakuti oleh warga desa ini.

[TAMAT].




(*Nama Kenya dibaca Ken-ya)

Komentar

Postingan Populer