[STORY] | BONEKA | (ONESHOT)
BONEKA
Cerita ini
tentang seorang wanita karir yang ulet dan pekerja keras bernama Aleine. Ia mendedikasikan
hidup demi pekerjaannya.
Suatu hari dia harus pulang tengah malam karena
tugas lemburnya. Tampak pucat dan sedikit sempoyongan saat berjalan. Ia merasa
sedikit kelelahan dan berhenti di taman terdekat untuk beristirahat sejenak.
Ia duduk disebuah kursi panjang yang ada di taman
itu. Wajahnya nampak murung.
“AAARRGGHHH... AKU MUAK DENGAN SEMUA INI!”
Tiba tiba dia berteriak seolah seluruh benaknya
meledak saat itu juga. Reaksi yang wajar bagi manusia. Bahkan seseorang yang
gila bekerja sekalipun akan mencapai batasnya.
Dia mulai tenang dan menatap langit yang mulai
mendung seperti hatinya saat itu.
“Apa semua yang kulakukan ini benar? Apa aku
menginginkan kehidupan yang seperti ini? sejujurnya aku sudah bosan hidup
seperti ini.”
Kemudian ia kembali beranjak untuk pulang ke
apartemennya. Saat masih berjalan di area taman, ia melihat sebuah boneka
perempuan yang terlihat sangat kotor tergeletak di atas ayunan. Ia menghampiri
dan melihat-lihat boneka itu. Banyak bercak kecoklatan di seluruh tubuh boneka
itu.
“Kasihan sekali nasibmu. Apa kau ditinggal oleh orang
yang menyayangimu? Sepertinya kita sama. Maukah kau ikut bersamaku? Aku akan
mengabulkan semua keinginanmu hehehe... apasih. Bawa pulang, ah.”
Ia membawa boneka itu ke apartemennya. Begitu sampai,
Aleine langsung menghidupkan televisi dan lampu ruangan kemudian bergegas untuk
mandi berendam. Sebelum itu ia ingin membersihkan bonekanya. Ia menaruh
bonekanya dalam mesin cuci otomatis dan kemudian menunggu sambil mandi.
Karena dinding kamar mandi yang tipis, ia masih
bisa mendengar suara televisi dari dalam.
“...pihak
kepolisian telah menemukan sebuah jasad dalam kondisi sangat mengenaskan di
dalam sebuah mesin cuci. Menurut tim penyidik, kejadiannya sudah sekitar 3-4
hari yang lalu dikarenakan kondisi jasad yang sudah membusuk. Diharapkan pada
masyarakat setempat agar tetap waspada dalam beraktifitas karena diduga pelaku
masih berkeliaran di luar sana, sekian terima kasih.”
“Uwahh... sepertinya akhir-akhir ini semakin
banyak saja kejadian seperti itu. Siapa orang gila yang tega melakukan hal
seperti itu? Huh, semoga saja aku tak akan pernah berurusan dengannya.”
Setelah selesai mandi ia mengambil boneka tadi dan
mengeringkannya. Sekarang boneka itu sudah kembali bersih dan Alaine memmeluknya
sebelum ia tidur.
“Mulai sekarang namamu Eine. Ehehehe”
Kemudian ia menaruhnya di meja kecil dekat tempat
tidurnya. Kini Alaine merasa lebih tenang dengan adanya boneka itu. Bahkan ia
mengucapkan kata ‘selamat tidur’ pada boneka itu. Betapa kekanak-kanakannya
dia. Aleine tersenyum saat tidur.
Beberapa saat setelah ia tidur nyenyak, Aleine
merasakan tubuhnya kedinginan. Ia terbangun dari tidurnya dan mendapati dirinya
tengah berada di kamar mandi dengan Eine yang tertimpa oleh kakinya.
“Kenapa aku ada di sini? Apa aku tidur sambil
berjalan? Sebelumnya tidak pernah seperti ini. Tapi biarlah. Ayo Eine kita
kembali tidur.”
Aleine melihat pintu mesin cuci yang terbuka dan
merasa heran, tapi ia tak ambil pusing dan menutupnya kemudian membawa Eine untuk
kembali ke tempat tidur. Sekarang Aleine memeluknya saat tidur.
Beberapa saat kemudian setelah ia tertidur
nyenyak, Aleine merasakan tubuhnya terseret, namun ia mencoba tuk
mengabaikannya dan tetap memejamkan mata. Setelah itu tubuhnya terhenti dan
terdengar suara engsel yang terbuka. Lalu tubuhnya kembali terseret. Merasa ada
yang janggal ia mencoba mengintip dan mencari tau apa yang sedang terjadi.
Aleine sedikit kesulitan untuk melihat karena
keadaan yang gelap, tiba tiba petir menyambar dan cahayanya menerangi seisi
ruangan dalam sekejap. Disaat itulah Aleine menyadari asal dari semua keanehan
ini.
“E-Eine? kenapa
dia bisa bergerak?”
Sambil menahan rasa takutnya, Aleine menuruti
alurnya. Ia sudah tau akan dibawa kemana. Ya, mesin cuci, kenapa mesin cuci? Karena
suara engsel dari pintu mesin cuci terdengar seperti terbuka lagi padahal
sebelumnya Aleine telah menutupnya. Aleine yakin kalau dirinya tak akan muat
untuk dimasukkan ke dalam sana.
Benar saja, saat dimasukkan ke dalam mesin cuci
hanya kaki bagian bawah Aleine yang bisa masuk. Sepertinya Eine merasa
kerepotan sehingga ia mulai mengeluarkan suaranya yang berat dan seperti ada banyak
orang dengan nada suara berbeda-beda yang berbicara bersamaan. Itu sangat
mengerikan.
“AAAHH... SEPERTINYA KALI INI JUGA HARUS KUPOTONG
LAGI...”
Terdengar suara gesekan besi yang samar samar. Jantung
Aleine berdegup sangat cepat dan napasnya terengah-engah. Ketakutannya telah
memuncak. Tiba tiba sesuatu yang dingin menyentuh lehernya. Spontan Aleine
berteriak karena terkejut.
“JANGAN!!”
Sontak ia membuka mata dan yang ada dihadapannya
adalah wajah dari Eine yang telah berubah menjadi sangat menyeramkan. Aleine beranjak
menjauh dari Eine. Ia menangis dan tubuhnya bergetar hebat.
“SUDAH KUDUGA KAU PASTI SUDAH MENYADARINYA. TAPI
SEMUA SUDAH TERLAMBAT! JIWAMU MILIKKU!”
Eine dengan cepat menuju kearah Aleine dan
memposisikan diri ke belakangnya seperti seorang assassin.
“TIDAAAAAK-“
Belum selesai berteriak, mulut Aleine telah
tertikam oleh pisau dengan posisi horizontal hingga menembus ke belakang.
Tanpa ampun, Eine menggerakkan pisau itu memutar
sehingga mengoyak pipinya hingga kembali ke posisi semula dan membelah mulutnya
menjadi dua bagian terpisah. Darahnya menyiprat ke tubuh boneka itu.
“AKHIRNYA KAU KEMBALI DIAM SEKARANG.”
Kemudian Eine memotong tubuhnya menjadi beberapa
bagian hingga cukup muat di dalam mesin cuci. Namun bagian rahang atas dan
kepala Aleine tidak cukup untuk masuk karena terlalu besar sehingga Eine mengambil
alat penghancur daging yang berbentuk seperti palu dan biasa digunakan untuk
menghancurkan serat daging agar lebih empuk.
Eine membenturkan alat itu ke bagian kepala Aleine
hingga cukup untuk masuk ke dalam mesin. Setelah semua bagian telah masuk, Eine
menutupnya dan mulai memutarnya.
“HAHA. BAGAIMANA RASANYA DI DALAM SANA? ENAK?
HUAHAHAHA.”
Entah balas dendam ataukah hanya keinginan belaka,
apapun alasannya ini perbuatan yang keji.
Darah segar mulai mengalir dari sela-sela mesin
cuci. Meski samar namun terlihat, ada sesuatu yang lain keluar dari dalam mesin
cuci dan masuk ke dalam tubuh Eine yang mungil. Lebih tepatnya Eine yang
menyerapnya.
“TUJUANKU TELAH TERPENUHI. TERIMA KASIH ATAS
JIWANYA. HAHAHAHAHAHAH”
Petir kembali menyambar, bersamaan dengan itu
sosok Eine si boneka psikopat telah menghilang dari ruangan itu. Yang tersisa
hanya mesin cuci berlumur darah yang terus berputar mulai bergetar.
Kaca penutup mesin cuci mulai pecah akibat getaran
yang berlebih. Darah Aleine bercipratan ke seluruh ruangan dan beberapa bagian
tubuhnya terhempas keluar mesin. Tak lama, mesin berhenti dan mengeluarkan
asap.
Beberapa hari kemudian polisi menemukan jasad
Aleine yang sudah berantakan dan membusuk setelah menerima laporan dari
penghuni apartemen lain yang merasa terganggu dengan bau busuk yang berasal dari
ruangan itu.
Tak ada yang tahu bahwa pelaku dari perbuatan keji
ini adalah sebuah boneka perempuan yang lucu. Tapi dibalik tampilan yang lucu
itu tersembunyi kengerian dari pembunuh psikopat yang haus akan jiwa jiwa
manusia.
Di hari yang sama, dan di taman yang sama seorang
gadis kecil sedang berjalan bersama ibunya dan menggendong sebuah boneka yang
dipenuhi bercak kecoklatan.
“Mulai sekarang namamu adalah Nancy. Ehehehe.”
THE NIGHTMARE IS NEVER END.
[TAMAT].
Komentar
Posting Komentar